PAGI MENGAPIT MENDUNG

PAGI MENGAPIT MENDUNG
   Karya . Caru Suahrul



Terbuka mata ini dari tidur panjang semalaman.
Letih yang kurasa hilang tiada berlalu.
Mentariku tak menyapa pagi ini.
Awan hitam menghalangi langkahku 

Dalam derap semakin ragu.
Ku ingin cahaya terang pagi ini.
Ku merindukan mentari bersama embung pagi
Ku berdiri terpaku menatap langit 

Yang tak juga membiru.
Kuberharap pada hati 
Menghilangkan ragu dalam haru.
Ku sibak satu per satu awan hitam 

Di langit yang kelabu.
Hay...teriakku lantang pada mentari yang masih terlelap dalam sendu.
Dalam deraian air mata yang mengalir indah.
Satu kata terucap tanpa makna yang mendalam.

Aku takut kehilanganmu, 
Aku hanyalah insan tak berdaya
Yang berlindung dalam cahayamu"
Bagaikan menunggu cahaya cinta

Yang tak mungkin hadir tuk diriku
Disaat kaki mulai lemah tuk melangkah
Tuk mengejar angan dan bayangmu
Tak munghkin ku dapat semua itu darimu

Menyentuhmu hatiku tersengat serum sahabat
Disentuhmu harum semerbak menghiasi hariku
Maka biarkan dirimu dalam pelukan cinta
Sgar segenap senyumnya berhias bunga indah

Maka biarkan diriku dalam kasih sayangmu
Agar tiada lagi resah dan sakit melanda
Ulurkan tanganmu duhai bungaku
Dan biarkan daku memeluk dengan keindahan kasih

Berpeganglah pada kepak sayapku 
Kita bisa tiba di istana keindahann
Menggoda mendung 
Agar bisa menembus lekuk senja

Sambil berharap bisa melihat indahnya 
Matahari dibalik pelukan malam
Pagi mengapit mendung. 
Akankah angin mengubahnya menjadi hujan?

Hati mengapit rindu. akankah sapaanmu Mengubahnya menjadi erat?
Matahari boleh pergi dari pandangan
Tapi kau duhai cahaya tetap abadi dalam pandangan

Ku ingin memastikan selalu 
Kalau setiap detak hatiku
penuh dengan sebutan namamu
Merinduimu adalah lagu hati terindah yang terus ku nyalakan

Kemana harus mencari jika jejak telah terhapus oleh badai semalam
Dimataku ada kamu
Rasa segala cinta digaris putih 

Andai batu karang terseduh,
Ku yakin engkau indah saat ku lukis wajahmu
Kusetia menunggu kau datang dari surga-Nya..
Tanpa derai air mata ku tetap menunggu dengan senyuman,

Tanpa rasa benci dan tanpa kesedihan..
Kuslalu rindu kepadamu…
Ku tak kuasa menunggu dengan jeritan,...
Ku berlari ketepian pantai dan berserah diri pada Sangkalik,..



Mksr 101219
Caru Syahrul Caru Syahrul adalah lahir disalah satu Desa Ujung Selatan kota Makassar teletak di timur kota Bulukumba. Menulis puisi adalah salah satu hobi yang dikembangkan, menulis puisi dilakukan sejak duduk dibangku SMP karena menulis puisi adalah mengespresikan jiwa tetang kehidupan dimasa lalu dan dimasa datang

Belum ada Komentar untuk "PAGI MENGAPIT MENDUNG "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel