Jeritan Hati
November 24, 2016
Tulis Komentar
Jeritanku
Apa kabar kebahagiaanmu, apakah kau sebaik kesedihanku?
Apakah ia masih setabah airmataku untuk Menampung segala perihku?
Lenganku, masihkah ia kuat untuk menopang semua kepedihanmu
Sepasang mutiara di dadamu, masihkah ia Berdegup biala kau melihat kezalimanmu
Jeritan ini menjelma api, membakar bait-bait puisi Menikam jantung yang maha sunyi.
Dalam doa-doaku,segala kesakitanku tak akan Memaafkan satu tetes airmata,
Aku percaya pada kata-kata, yang tak pernag abadi, selain Tuhan.
Takdir bukanlah untuk ditangisi...
Sesuatu yg ingin dibangunkan dari tidurpanjangnku
Mungkin luka, mungkin juga duka.
Biar kupeluk kecemasanku, Agar hidupku; tak selamanya dilukai waktu.
Untuk apa kutuliskan diri sebuah puisi?
Memberikan kata kesedihan, agar hidup selalu memiliki harapan.
Kesedihanku tak pernah kubiarkan sendiri...
Kubelajar ketabahan, dan juga mengakhiri segala kecemasan
Setiap kali kau tengadahkan tangan, aku ingin menjadi terlepas dari kesalimanmu
Kucatat riwayat-riwayat kesedihan ini, agar tak kubaca lagi dalam di hari esok
Apa kabar kebahagiaanmu, apakah kau sebaik kesedihanku?
Apakah ia masih setabah airmataku untuk Menampung segala perihku?
Lenganku, masihkah ia kuat untuk menopang semua kepedihanmu
Sepasang mutiara di dadamu, masihkah ia Berdegup biala kau melihat kezalimanmu
Jeritan ini menjelma api, membakar bait-bait puisi Menikam jantung yang maha sunyi.
Dalam doa-doaku,segala kesakitanku tak akan Memaafkan satu tetes airmata,
Aku percaya pada kata-kata, yang tak pernag abadi, selain Tuhan.
Takdir bukanlah untuk ditangisi...
Sesuatu yg ingin dibangunkan dari tidurpanjangnku
Mungkin luka, mungkin juga duka.
Biar kupeluk kecemasanku, Agar hidupku; tak selamanya dilukai waktu.
Untuk apa kutuliskan diri sebuah puisi?
Memberikan kata kesedihan, agar hidup selalu memiliki harapan.
Kesedihanku tak pernah kubiarkan sendiri...
Kubelajar ketabahan, dan juga mengakhiri segala kecemasan
Setiap kali kau tengadahkan tangan, aku ingin menjadi terlepas dari kesalimanmu
Kucatat riwayat-riwayat kesedihan ini, agar tak kubaca lagi dalam di hari esok
Belum ada Komentar untuk "Jeritan Hati"
Posting Komentar