Gemuru Mengikis Lelah

Gemuru mengikis lelah

Senjah sore datang tak menyapa
sinar matahari terlewatkan tampa sapah

Butiran butiran bening putih pada rawut wajahnya
Rawut wajah kelelahan
Pandangan mata sayu tak bermaknah
Hampah bagai hembusan angin tak menyapa tubuh
Berlalu tampa sapaat selamat jalan

Tigabelas kurang tiga belas berlalu sudah
Kini tubuh tak tersa hangatnya sinar
Waktupun telah berjalan silih ber ganti
Empeduh kini tumpah pada muara
Tak mungkin kembali mentari pagi di senjah hari

Buaiyan kasih harapan cinta
Tinggal menjadi goresan tak ber aturan
Tak akan mungkin terhapuskan oleh untain kata kata indah
Hanya tafakur yang bisa menitih diatas benang benang putih
Ketukan cinta dalam gemuruh hati tetap setia

Lelah menyusung kata bagai daun pelapa pisang merapat pada batangnya
Tinggal tak terbasuh oleh hujan dan,,,,mengering
Kebenaran tetap ada pada harapan dan citaku
Kemungkaran jangan membisik lagi bagai Suara tangkai dahan yang tak ber irama
Menyapah mentari pagi kuberharap ada kebenaran kita bersama
Caru Syahrul Caru Syahrul adalah lahir disalah satu Desa Ujung Selatan kota Makassar teletak di timur kota Bulukumba. Menulis puisi adalah salah satu hobi yang dikembangkan, menulis puisi dilakukan sejak duduk dibangku SMP karena menulis puisi adalah mengespresikan jiwa tetang kehidupan dimasa lalu dan dimasa datang

Belum ada Komentar untuk "Gemuru Mengikis Lelah"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel