Syair Apa Lagi
Januari 27, 2014
Tulis Komentar
SAIR APA LAGI DIKALA KU SEPI
Karya. Caru Syahrul.
Terdengar sayup sayup syair dikala ku sepi
Batu batu kerikil tajam menerjang langkahku
Duri duri diantara tarikan napas dalam renunganku
Terdengar sayup sayup syair dikala ku sepi
Batu batu kerikil tajam menerjang langkahku
Duri duri diantara tarikan napas dalam renunganku
Benang benang sutra terabaikan hingga tak bisa nenjadi tirai
Kumerangkap dan merayap dalam ilusiku
Diatara ranting rantin kering
Hanya segumpal tanah merah meyapa telapak tangan bergariskan tahta
Pelangi pelangi di langit biru menghias hati
Menghibur hati di kala ku sepi sendiri dilamunanku
Warna jingga dan biru yang menghias pandang
Tiba tiba saja suara petir terdengar dahsyat meng hanyutkan ke idahan pada ilusiku
di hulu yang tak ber muara dalam sepiku
Telapak tangan merapat pada dadaku dengan erat
Kelopak mata merapat pada sehelai rambut
Tak ada lagi bunga melati terpandang indah
Tinggal goresan pena yang tak terbaca dikala ku sepi sendiri
Ku ambil sebatang pene
Ku goreskan pada lembaran kertas putih
Ku tulis syair yang kau lantungkan
Kumerangkap dan merayap dalam ilusiku
Diatara ranting rantin kering
Hanya segumpal tanah merah meyapa telapak tangan bergariskan tahta
Pelangi pelangi di langit biru menghias hati
Menghibur hati di kala ku sepi sendiri dilamunanku
Warna jingga dan biru yang menghias pandang
Tiba tiba saja suara petir terdengar dahsyat meng hanyutkan ke idahan pada ilusiku
di hulu yang tak ber muara dalam sepiku
Telapak tangan merapat pada dadaku dengan erat
Kelopak mata merapat pada sehelai rambut
Tak ada lagi bunga melati terpandang indah
Tinggal goresan pena yang tak terbaca dikala ku sepi sendiri
Ku ambil sebatang pene
Ku goreskan pada lembaran kertas putih
Ku tulis syair yang kau lantungkan
Kumencoba membacanya namun tak membetuk kata
Goresan goresan itu tak menyatu lantunan di kala kusepi sendiri
Kuhanya bisa duduk di atas sejadahku
Menutup wajah dangan telapak tangan ter ankat dengan doa berserah diri padamu Ilahi
Goresan goresan itu tak menyatu lantunan di kala kusepi sendiri
Kuhanya bisa duduk di atas sejadahku
Menutup wajah dangan telapak tangan ter ankat dengan doa berserah diri padamu Ilahi
Menggetarkan hatiku menjadi syair yang lebih indah dalam Ihtiarku
Ku takbiarkan sejadah ini tersentuh tetesan air mata di kesedihanku
Ku takbiarkan sejadah ini tersentuh tetesan air mata di kesedihanku
Sayup sayup syair di kala kusepi kunantikan lantunamu yang merdu dan menggetarkan hempasan ombak pada daun telingaku Kini tinggal menjadi ilusiku saja menjadi bayang bayang dikalaku sepi
Syair syair yang menyapa hati hanya bisa jadi ilusiku saja dalam bayanganmu
Kutakmampu mendaki lagi tumpukan ranting menusuk poripori jiwaku di kala kumerindu padamu AYAH...
Syair syair yang menyapa hati hanya bisa jadi ilusiku saja dalam bayanganmu
Kutakmampu mendaki lagi tumpukan ranting menusuk poripori jiwaku di kala kumerindu padamu AYAH...
Mksr, 18918
Belum ada Komentar untuk "Syair Apa Lagi"
Posting Komentar